Adit, penerima Beasiswa Tunas Harpa (Harapan Alam) dari Kitabisa.org, merupakan seorang anak nelayan yang merawat alam pesisir pantai desanya. Ayahnya, Wasandi, berprofesi sebagai seorang nelayan lebih dari 20 Tahun. Penduduk desa terpaksa menempuh jarak lebih jauh untuk menangkap ikan karena abrasi di pesisir pantai mereka.
Sebagai seorang nelayan, ini menyulitkan Wasandi untuk mendapatkan ikan. Ia harus merogoh kocek lebih untuk membeli bahan bakar perahunya agar bisa mencapai perairan jauh yang banyak ikan. Kondisi ini membuat pendapatannya menjadi menurun. Sementara ia masih memiliki anak yang masih bersekolah.
Namun, Wasandi tidak menyerah, ia berupaya mencegah abrasi menjadi lebih parah dengan melakukan penanaman bakau. Ia berharap dapat mengembalikan kondisi perairan pantainya kembali banyak ikan.
Wasandi rajin menanam bakau di pesisir pantai desanya. Upayanya mulai membuahkan hasil, bakaunya sudah mulai tumbuh dan ia terus melakukan penanaman. Ini telah dilakukannya selama beberapa tahun belakangan. Ikan pun mulai sudah mulai kembali banyak di dekat perairan mereka.
Tak diam melihat ayahnya berupaya sendirian, Adit turut meluangkan waktunya untuk membantu ayahnya menanam bakau. Pengalaman ini perlahan membangun pemikiran Adit bagaimana pentingnya menjaga alam.
Semangat Adit merawat alam, membawanya menuju Beasiswa Tunas. Beasiswa Tunas membantu Adit dan Ayahnya dalam pembiayaan pendidikan. Adit mengungkapkan, “Beasiswa ini bukan hanya tentang membantu biaya sekolahnya, juga tentang melanjutkan perjuangan ayah saya dalam menjaga alam. Saya ingin membuktikan bahwa pendidikan dan pelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan.” ujarnya.